Umur saya sekarang 23 tahun dan perjuangan saya untuk bisa menurunkan berat badan dimulai ketika umur saya belasan tahun, mungkin di masa-masa smp. Walaupun saat itu keinginannya tidak terlalu menggebu-gebu karena berat badan saya saat itu bisa dibilang masih cukup wajar untuk ukuran anak smp apalagi waktu itu masih ada teman-teman saya yang lebih besar dari saya.
Saat sma mungkin adalah saat dimana saya mulai merasa lebih concern dengan berat badan. Saya tidak tahu kenapa dan bagaimana berat badan saya mulai merangkak naik. Namun selalu saya ingat waktu itu saya sangat bingung harus memakai baju apa saat diadakan pengajian di sekolah hingga akhirnya saya harus memakai baju muslim ibu saya karena tidak ada baju formal yang cukup untuk saya pakai.
Kebetulan saat itu ada juga salah seorang teman saya yang memang terobsesi dengan penurunan berat badan. Jadilah kami berdua well… bertiga waktu itu jadi partner in crime dalam urusan meluruhkan lemak. Kami mulai beli slimming tea (karena waktu itu teman saya semasa kecil berhasil jadi kurus gara-gara minum slimming tea), aerobik, salsa, lari pagi dan segala macamnya.
Saat kelas satu itu saya belum terlalu sangat terobsesi dengan penurunan berat badan ini karena saya merasa semuanya masih baik-baik saja. Dan ternyata berat badan saya terus menanjak saat saya menginjak kelas 2 sma. Saat itu berat badan saya mencapai 72 kg dan terlihat sangat-sangat gendut di foto kelas. Apalagi di akhir tahun itu kami sekeluarga pergi berlibur ke Bali dan setelah foto-fotonya dicetak, saya adalah orang yang paling malas kalo harus buka2 lagi foto2 itu karena disana saya terlihat sangat2 gendut. Gosh!
Dari situlah perjuangan beratnya dimulai. Saya ikut program penurunan berat badan dengan milkshake dan obat pelangsingnya. Saya minum milkshake 1 gelas di pagi hari plus obatnya, lalu minum banyak sekali air putih (mungkin sampai 5 botol aqua 600 ml/hari) dan minum lagi segelas milkshake di malam harinya. Dalam satu bulan saya turun 3 kg dan menjadi sangat bangga karena celana jeans lama mulai cukup dan saya tidak perlu meminjam celana panjang ibu saya yang besar-besar. Tapi ternyata penurunan berat badan saya berhenti di sana karena saya bosan dengan rasa milkshake yang itu-itu saja.
Berat badan saya berhenti di kisaran 68-69, masih sangat besar untuk ukuran anak sma kelas 3. Sebagai remaja mempunyai berat badan segitu tentu membuat saya sangat minder, saya merasa aman menjadi anak yang sangat-sangat baik yang terkadang dimanfaatkan karena saya tidak mau tidak punya teman karena berat badan saya yang berlebih.
Perjuangan terus berlanjut kali ini dengan teh pelangsing yang membuat saya harus bangun di pagi hari untuk buang air besar dan menahan sakit perut yang menggila di jam pelajaran pertama karena efek dari teh itu belum selesai hingga sekitar jam 8 atau 9 di pagi hari. Tak kuat dengan teh saya beralih ke obat pelangsing dengan berbagai macam merk yang ada di pasaran bahkan dengan obat yang semestinya menggunakan resep dokter. Saya libas semuanya tanpa memperdulikan tubuh saya karena saat itu yang ada dalam pikiran saya hanyalah ingin kurus bagaimanapun caranya.
Saya terus mengkonsumsi semua itu tanpa mengedukasi diri saya sendiri tentang makanan, gizi, besar porsi dan olahraga yang seimbang. Saya tidak pernah olahraga kecuali dalam pelajaran olahraga dan tetap makan dengan sembarangan mengikuti nafsu saya saat itu.
Saya sarapan dengan porsi besar nasi dan telor setengah matang atau 1 porsi mie instant, lalu di saat istirahat saya beli minuman soda plus gorengan atau jajanan lain yang berkutat pada goreng2an dan camil2an pedas dan gurih. Kadang juga jam 10 pagi hari saya makan semangkuk bakso atau bubur ayam padahal jam 7 nya saya sudah sarapan lengkap. Makan siang juga terisi dengan nasi dan lauknya yang seringnya adalah ayam goreng dan seringnya pula tanpa cukup sayur dan serat. Setelah makan siang langsung lanjut bikin coffee shake with lots of ice. Sorenya sekitar jam 4 pasti ngemil atau sengaja beli makanan. Saat itu soda selalu tersedia di lemari es dengan berbagai varian. Makan malam tentu juga jadi waktu pesta tersendiri karena ibu saya yang selalu masak makanan yang enak-enak atau tak jarang juga kami makan di luar karena saat itu semua orang sibuk dan saat makan malam adalah saat dimana kami semua bisa berkumpul. Habit itu terus berlangsung hingga saya lulus sma.
Binge on dieting pills and at the same time binge on food.
Sangat melelahkan
No comments:
Post a Comment