Saturday, 26 June 2010

Bagaimana saya tetap bertahan

Saat kuliah penurunan berat badan menjadi tidak begitu sulit karena didukung oleh kebiasaan saya yang menuntut saya untuk sehat. Saya tinggal dengan 2 orang Indonesia yang berusaha untuk menerapkan hidup sehat. Saya banyak makan sayur dan tidak sadar selalu berolahraga karena kemana saya pergi saya harus berjalan kaki. Saya juga mendaftar di pusat kebugaran kampus dan berhasil me-maintain untuk pergi berolahraga 3 kali seminggu.
Walau begitu pola hidup tidak sehat mulai saya lakukan saat saya mulai bekerja. Kadang saat bekerja (kebanyakan saya bekerja sekitar 6-8 jam perhari) saya tidak punya banyak waktu untuk benar-benar duduk dan menikmati makan siang saya, akhirnya saya pun ngemil saat istirahat dan menumpuk rasa lapar saya dan membalas dendam pada makan malam. Saya ingat menu favorit saya untuk makan malam adalah 2 buah sosis ayam, satu porsi kentang goreng, 2 buah spring roll, fish cake, nugget, telor setengah mateng, fish nugget plus chips ditemani segelas besar juice atau cola. Atau dilain waktu saya makan dengan 1 bungkus mie shin ramyun (yang porsinya 2 kali indomie) ditambah fish cake, baso ikan, baso daging, siomay enggak ketinggalan chips dan segelas besar mountain dew dingin.

Yang lucu adalah di pagi dan siang hari saya hanya minum meal replacement dengan hanya 200 kalori per-porsinya dan makan sangat-sangat banyak dengan menu yang tidak sehat dan penuh minyak di malam harinya. Saya selalu merasa berhak untuk sedikit meng-indulge diri saya sendiri dengan makanan setelah hari berat yang saya lalui dengan kuliah dan bekerja. Saya menganggap makanan adalah penghargaan yang pantas saya dapatkan atas kerja keras saya, makanan ada untuk membuat merasa baik walau hanya sesaat.
Dengan ketersediaannya junk food dimana-mana saat itu maka sangat mudah sekali bagi saya untuk mengkonsumsinya, apalagi dengan gaya hidup saya yang sangat demanding dan selalu merasa tidak punya cukup waktu untuk mempersiapkan makanan yang sehat saya pun terjun bebas dalam gaya hidup mengkonsumsi makanan instant yang tinggi kalori dan kolesterol. Untungnya saat itu kegiatan saya pun sangat banyak dan menguras energy jadi gaya hidup saya itu tidak terlalu berpengaruh signifikan pada kondisi berat badan saya. Namun yang saya sadari adalah saya selalu merasa sangat-sangat lelah di penghujung hari.
Setelah kuliah selesai saya terjebak dalam kebosanan yang tak terkira karena tidak ada kegiatan yang saya lakukan. Sepanjang hari saya hanya diam dirumah tanpa melakukan apa-apa selain nonton tv dan makan. Saat itu kehidupan saya dan keluarga saya memang sedang terpuruk. Selain karena tidak ada hal yang bisa dan ingin saya lakukan saat itu saya pun merasa sangat depresi dan kehilangan kehidupan. Dan tentu saja pelarian terbaik saat itu adalah makanan dan berdiam diri. Saat itu adalah saat-saat tersulit yang pernah saya hadapi dalam hidup saya.
Akhirnya secara perlahan tapi pasti berat badan saya pun mulai merangkak naik dan saya merasakan perubahan itu tapi tak punya cara untuk menghentikannya dan saya pun kembali ke crash diet. Saya ingat waktu itu diet saya adalah pergi ke nutritionist, saya saat itu kelebihan berat badan sebanyak 14 kg dan pola dietnya adalah hanya makan 2 kali sehari dengan hanya 3 sndk makan nasi per sekali makan. Boleh makan apapun sebagai lauk tapi saat nasi habis maka harus berhenti makan lauk. Tidak boleh minum apapun selain air putih, tidak boleh makan buah, tidak boleh olahraga berat karena diet ini sangat-sangat rendah kalori serta harus minum obat yang disediakan dokter. Di kedua telinga juga dipasang 3 jarum akupuntur (yang kecil banget) yang harus ditekan sambil diputar saat kita merasa lapar. And of course it works… tapi hanya dalam 1 bulan karena setelah itu saya tidak tahan dengan pola diet yang mehyiksa. Saya ingat setelah satu bulan melakukan program itu disuatu malam setelah saya pulang dari dokter itu saya sangat-sangat ingin makan KFC dan ya saya melakukannya malam itu. Saya makan ayam itu dalam keremangan malam di dalam mobil saya dengan perasaan tidak karuan antara puas dan merasa sangat-sangat bersalah. That night I feel sorry for myself

No comments:

Post a Comment